Lokasi Cagar Alam Kersik Luway tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Barat. Jalur aspal menuju cagar alam cukup mulus namun 3 kilometer memasuki gerbang, hanya ada jalan tanah yang ketika hujan akan sangat sulit dilalui. Bus yang kami tumpagi tidak bisa melanjutkan perjalanan karena tanah yang becek, sehingga harus berjalan kaki sekitar 2 km. Rasa lelah sirna seketika ketika tiba di gerbang Cagar Alam Kersik Luway. Keunikan dari cagar alam ini adalah adanya hamparan pasir putih padahal berada di tengah-tengah hutan. Kondisinya nyaris sama seperti gumuk pasir di Pantai Parang Kusumo Yogyakarta. Nama Kersik Luway itu sendiri dalam bahasa suku Dayak berarti pasir yang sunyi.
Cagar alam ini merupakan surganya tanaman langka khas Kalimantan Timur yaitu Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata). Habitat asli Anggrek Hitam hanya dapat di temukan di Kalimantan dan menjadi maskot flora Propinsi Kalimantan Timur. Meskipun dinamakan Anggrek Hitam namun warna tanaman ini cenderung dominan hijau muda. Warna hitam hanya di temukan pada bunga itupun berupa bercak. Daun anggrek hitam menyerupai daun palem, sementara bunganya mirip bunga kenanga. Anggrek Hitam memiliki aroma wangi yang sangat khas. Selain Anggrek Hitam, Cagar Alam Kersik Luway juga menjadi habitat tanaman langka Kantung Semar (Nephenthes, sp). Tanaman Kantung Semar merupakan tanaman karnivora yang memangsa serangga. Tanaman ini hidup berdampingan dengan Anggrek Hitam di hamparan pasir yang tertutup oleh tanaman perdu.
Sebetulnya masih banyak jenis anggrek yang ada di Cagar Alam Kersik Luway, seperti Anggrek Merpati, Anggrek Tebu, Anggrek Ratap Tangis, Anggrek Kumis Kucing, Anggrek Buluh Rindu dan Anggrek Sragotonga.
0 komentar:
Posting Komentar